Thursday, February 13, 2014

kartu tanda penduduk

pernah terpikirkan dalam benak saya,
tentang KTP, ya kartu tanda penduduk...

ada bagian dari identitas itu yang menerangkan tentang pekerjaan, kan?
mungkin, ini bukanlah hal yang besar,
tapi saya bener-bener bingung,
apa yang harus dicantumkan dalam kolom pekerjaan di KTP saya,

mahasiswa?
bukan.
saya sudah di wisuda S1
otomatis sudah bukan mahasiswa.

dokter?
belum.
saya belum di sumpah jadi dokter.

lalu apa?
tidak ada pilihan koass di kolom pekerjaan itu,
atau pilihan dokter muda.
tidak ada.

lalu apa pekerjaan saya?
hahaha.

Wednesday, February 12, 2014

ujian sungkup ujian hidup





alhamdulillaaah...
akhirnya bisa posting di waktu yang pas,
pas ada kesempatan, pas ada inspirasi, nyiahahaha

oyaa, hari ini adalah hari kesekian saya di stase anestesi,
ndak mau terlalu banyak cerita tentang kegiatan stasenya,
hahaha

yang jelas, minggu ini minggu ujian,
nah di stase ini, ada yang namanya ujian sungkup,
adalah tindakan dimana kita melakukan pre-oksigenasi, denitrogenasi, dan mengisi fungtional residual capacity pasien yang mau di intubasi, dalam hal ini di atas meja operasi tentunya..nah bingung

nyungkup itu gampangnya kita nutup mulut dan hidung pasen yang mau dioperasi make masker yang disambung ke sumber oksigen, terus kita pompa lah itu oksigen ke saluran napas pasen tersebut (mulut dan hidungnya tadi) sampe kira-kira oksigen di paru-parunya cukup untuk dilakukan tindakan selanjutnya yaitu intubasi, nah kalo intubasi itu gampangnya lagi adalah memasang selang oksigen langsung masuk ke kerongkongan pasien, gitu deh...

jadi kedua hal tersebut tentunya dilakukan saat pasien berada dalam stadium anestesi a.k.a tidak sadarkan diri.

nah, itulah ujian yang harus saya tempuh.

yang mau saya ceritain adalah, saya hari itu bertugas jaga igd, sekoasdiri, (bahasa apa ini?)
dan ke empat teman saya yang lain, ujian.
eh bukan ini yang saya mau ceritain,

singkat cerita, sementara yang lain kelar ujian, saya masih harus pontangpanting cari pasen.
dan alhamdulillah, dengan izin Allah, saya ketemu sama pasien ini,
laki-laki, usia 60 tahun, dari bangsal THT, dengan diagnosis massa di cavum nasi sinistra, yang akan direncanakan operasi rhinotomi lateral dengan general anestesi (hahaha bingung kan?)

pasen ini udah gak bisa mengandalkan lubang hidung kirinya buat bernapas
waktu saya periksa, memang udara hanya keluar lewat lubang hidung kanannya saja, soalnya lubang hidung kirinya ada benjolan di dalamnya, yang menyebabkan sumbatan total.

hari H operasi, hidung kiri pasen dibuka (pake piso operasi) di iris bagian garis hidung kiri, (bisa bayangin kan?)
lalu diambil lah benjolan yang ada di dalamnya,
(beberapa step operasi saya lewati soalnya kalo diceritain bisa berjam-jam, hahaha)
dan, akhirnya operasi selesai dengan finishing touchnya adalah kedua lubang hidung pasen disumbat dengan tampon,
yaitu kassa yang dilumuri povidone iodin dan obat antibiotik topikal,
intinya hidung pasen disumbat sesumbat-sumbatnya,
kedua lubang hidung pasen,
kedua-duanya (saya ulang lagi).

operasi selesai, saatnya saya mendampingi dokter residen membangunkan pasien dari tidurnya,
siap-siap masuk ke inti yaa...

pasen terbangun perlahan lalu meronta-ronta gelisah, mukanya memerah
dan air mata menetes dari kedua matanya,
tangannya meraih segala hal di dekatnya,
saya tau pasen ini ingin menarik nafas dari hidungnya,
tapi apalah dayanya, hidungnya benarbenar ditutup total.

memang siapa yang tidak akan gelisah jika saat terbangun dari tidur panjang tibatiba tidak bisa bernafas karena hidungnya dibekap,
yang ada hanya kebingungan, ketakutan,
tapi tak bisa berteriak minta pertolongan,
karena mulutnya saat itu digunakan untuk bernafas bukan untuk bicara atau berteriak,
dan pasti saat itu ia merasa lebih baik mati saja..
itu yang saya tangkap saat menatap mata pasien yang nanar dan pasrah akan hidupnya,

tapi saya tidak mungkin diam saja melihatnya gelisah karena sesak nafas,
saya terus menerus berusaha menenangkan pasen,
memintanya mengatur nafas dengan tenang melalui mulutnya,
sembari saya sendiri terus menarik nafas dalam, lewat hidung saya,

sungguh iba melihat pasien tersebut..
sungguh-sungguh iba...

detik itu, selesai sudah ujian sungkup saya,
tapi detik itu juga baru dimulailah ujian hidup pasen tersebut...

sekarang siapa yang tidak bersyukur,
dua lubang hidung sempurnamu itu,
memungkinkanmu bernafas dengan mudah dan nyaman.
tapi kau terus menerus mengeluh atas apa-apa yang tidak kau miliki,
yang sebenarnya tidak kau butuhkan,
yang hanya sebatas kau inginkan,

sadarlah wahai diri,
bersyukurlah,
hal-hal yang kau anggap sepele,
orang lain harus membayar mahal demi hal tersebut.

tidak malukah?
kau dengan Tuhanmu...