Thursday, July 31, 2014

tentang postingan yang tertunda




postingan sebelumnya sebenernya saya tulis pas ramadhan kemaren,
tapi ngendon di leptop orang sampe akhirnya lebaran baru ketemu lagi sama leptopnya
duh sedih
tapi gapapa semoga hikmahnya tetep dapet yaa
oya karena masih suasana lebaran,
saya ingin mengucapkan taqobbalallahu minna wa minkum,
semoga amalan kita di bulan ramadhan kemaren diterima Allah swt, amiiiin..
dan juga mau minta maaf lair batin utk semua yang membaca postingan saya yaah...
semoga spirit ramadhan yang hangat masih terbawa hingga 11 bulan ke depan,
semoga lebih baik lagi, amiiin..
*hug

postingan yang tertunda


JUMAT BAROKAH PART #1
sungguh lama sekali kiranya saya tidak jumpa dengan blog
sekarang malam ke 8 romadhon dan saat ini saya sedang jaga malam di RS
saya sengaja menyempetkan diri untuk menulis karena
dua hari terakhir ini terlalu membahana untuk dilewatkan tanpa mengabadikannya
dengan berbekal laptop pinjeman, saya akan menceritakan kisah saya

bahwa hidup dekat dengan kematian tidak serta merta menyebabkan seseorang merasa kematian itu dekat
saya misalnya, selama satu tahun terakhir ini sungguh berapa kejadian kematian yang telah saya temui
mati dengan COD apapun,
rasanya pasien meninggal itu biasa, apalagi yang sudah punya penyakit ginjal end stage, atau diabetes melitus dengan komplikasi yang membahayakan jiwa, atau penyakit paru yang terancam gagal nafas, atau pasien dengan serangan jantung mendadak, atau pasien kecelakaan lalu lintas, atau yang akhir - akhir ini sering saya temui yaitu kematian akibat stroke
belum seberapa yang saya sebutkan
dua hari teakhir ini saya tersadar bahwa sepantasnyalah saya yang beraktivitas sehari - hari di sekitar orang - orang dengan probability of death tinggi, merasakan bahwa kematian itu sungguh teramat dekat
pagi itu, seusai sahur dan menunaikan beberapa targetan romadhon, saya berangkat ke RS untuk follow up pasien, rutinitas yang membosankan, menulis status, memeriksa tanda vital pasien, menanyakan keluhan dan beberapa pertanyaan basa-basi
sedikit desah keluhan terlontar ketika tahu ada pasien baru yang harus di follow up, maka tandanya adalah tugas tambahan, ketika saya periksa, pasien perempuan yang sudah setengah baya ini sudah dalam keadaan tidak sadar, tetapi tekanan darah masih dalam batas normal, denyut jantung tinggal 30-40an, beberapa pertanyaan saya lontarkan pada penunggu pasien itu yaitu anaknya, namun yang bersangkutan tampak linglung, bingung, saya putuskan menunggu dokter residen dulu, setelah menulis status dan meresepi obat pasien, anak pasien tiba -tiba datang dan menangis "ibu saya kenapa itu ibu saya kenapa?"
tepatlah feeling saya, pasien ini mengalami henti nafas dan henti jantung, selanjutnya secara simultan kami melakukan resusitasi jantung paru bergantian, habis sudah makan sahur saya untuk RJPO pikir saya, namun ditengah usaha RJPO, ternyata hasilnya negatif, pasien meninggal setelah kami lakukan RJPO selama 30 menit...
tepat pukul 8.40 pasien dinyatakan meninggal, saat itu juga seketika saya tersadar, bahwa makan sahur saya yang habis untuk melakukan RJPO mungkin bisa jadi pemberat amal saya, karena pekerjaan ini sejatinya menuntut kemanusiaan, sampai habis tenagamu, pasienmu adalah nomor satu..
bukannya mengeluh saya capek, saya lagi puasa nih, saya lemes,
tapi ketika ada orang yang membutuhkanmu sungguh lah lemes capeknya itu hilang tak berbekas,
ketika ada keluarga pasien menangis tersedu takut kehilangan orang yang disayangnya, tak kuasalah saya hanya berdiam diri melihat pasien yang sudah tak berdaya itu,
sungguh kematian itu sangat dekat...
hari itu hari jumat, hari yang penuh barakah, semoga pasien yang meninggal tadi khusnul khotimah..
tidak ada yang dapat menjamin dapatkah saya melewati romadhon ini sebulan penuh,
mungkin saja perjalanan saya berakhir di pertengahannya,
saya sebaiknya mempersiapkan diri...

"Demi (malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras,
Demi (malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lembut,
Demi (malaikat) yang turun dari langit dengn cepat,
dan (malaikat) yang mengatur urusan (dunia).
(Sungguh, kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama mengguncangkan alam,
(tiupan pertama) itu diiringi tiupan kedua.
Hati manusia pada waktu itu merasa sangat takut,
pandangannya tertunduk.
__An Nazi'at 1-8__