Wednesday, July 4, 2012

sapu dan sulak


Sepulang menjenguk temen yang sedang dapet musibah, saya melihat seorang kakek dan seorang nenek, pakaiannya sungguh sangat seadanya, kakek tadi memegang pundak nenek yang berjalan mendahuluinya, secara kasat mata saja sudah jelas sang kakek adalah seorang tunanetra,

Karena saya sedang mengendarai motor, menepilah saya, dan saya keluarkan uang duapuluh ribuan, begitu melihat wajah sang nenek, kedua matanya juga tak nampak normal, saya yang seorang mahasiswa kedokteran pun tidak tau, (memangnya mahasiswa kedokteran harus tau yaa?) mata  nenek ini kenapa, yang jelas saya menebak-nebak nenek ini juga tak dapat melihat dengan jelas.

Uang tadi saya sodorkan dan, sang nenek berkata “mau beli sapu atau sulak?”,

Ya Alloh, sungguh saya terkejut sekali, kedua orang ini bukan peminta-minta bahkan beliau berdua sedang berdagang, ternyata dagangannya tergeletak agak jauh dari posisi beliau saat itu, lalu saya bilang, “oh boleh bu, saya beli sapunya, harganya berapa?, “sepuluh ribu” sahutnya, lalu sembari memberikan uang tersebut, saya bilang “tapi saya boleh titip sebentar ndak, saya mau pergi ke bank dulu”. Nenek ini pendengarannya agaknya sudah berkurang, hingga kakek lah yang menjawab pertanyaan saya “oh ya mbak silahkan”.

Selang beberapa belas menit, saya kembali, dan kakek nenek masih ada di tempat yang sama seperti tadi, menunggu saya, lalu sang nenek memberikan saya sebuah sapu, dan sekaligus sebuah kemoceng alias sulak, “bu ini saya ambil sapunya saja” dan saya sodorkan lagi uang limaribuan pada beliau.

T__T #speechless

SAYA INGIN LEBIH BANYAK BERSEDEKAH
T____T

 

0 komentar:

Post a Comment